MAKALAH
AKUNTANSI
BAGI PERUBAHAN HARGA
MATA
KULIAH : AKUNTANSI INTERNASIONAL
DOSEN PENGAMPU : SOLIKHUL HIDAYAT,
S.E., M.Si.
Disusun Oleh :
1.
NUR ISNAINI (131120000684)
2. RESA
APRILIA (131120000703)
3. NURDIYANTI PUSPOYO DEWI (131120000715)
4. ANIS SETIYOWATI (131120000905)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UNISNU
(Universitas Islam Nahdlatul Ulama) Jepara
2014
Jl.
Taman Siswa Pekeng Tahunan Jepara 59427
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Akuntansi
Bagi Perubahan Harga”.
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam penulisan selanjutnya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah “Akuntasi Internasional”. Disamping itu, kami juga berharap makalah ini bisa dan
mampu memberikan konstribusi dalam menunjang
pengetahuan para mahasiswa pada khususnya dan pihak lain pada umumnya.
Dengan terselesainya makalah ini kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
bantuan dalam pembuatan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua.
Jepara, 12 November 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL ....................................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR ................................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ................................................................................................................................ iii
I.
PENDAHULUAN .................................................................................................... …… 1
A. Latar
Belakang ................................................................................................ ………... 1
B. Tujuan
……………. ........................................................................................ ………… 1
C. Permasalahan
……. ............................................................................…………… …… 2
II.
PEMBAHASAN
……........................................................................................ ………… 3
A.
Pengertian
Perubahan Harga………………………... .................................………… 3
B.
Penyesuaian Inflasi…………………………………………………………………… 3
C.
Penyebab Inflasi
………………...................................................…………………. 4
D.
Dampak Inflasi
……………………..................................................……………….. 4
E.
Cara Mengatasi Inflasi……………..................................................……………….. 5
F. Sudut Pandang Internasional Terhadap
Akuntansi Inflasi.............……………….. 6
III.
PENUTUP
………………. ................................................................................... …….…… 8
A.
Kesimpulan
…………… ................................................................................. ……….… 8
B.
Saran
……………………… ............................................................................……… 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam perkembangan
ekonomi saat ini telah timbul berbagai macam adanya inflasi dalam perubahan
harga, Inflasi dapat didefinisikan sangat sederhana sebagai kenaikan tingkat
harga rata-rata untuk barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Banyak dari
kita sangat menyadari fenomena ini. Inflasi merupakan fenomena dunia
yang banyak terjadi di negara berkembang, namun kecenderungan yang ada di
negara maju mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk memperbaiki penyimpanan dari convensional historical cost accounting yang
memasukkan unsur perubahan harga dan inflasi pada pendapatan dan asset. Perubahan harga menimbulkan masalah
bagi akuntansi dalam hal penilaian, unit pengukur, dan pemertahanan kapital.
Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk mengukur
nilai pos pada suatu saat. Masalah unit pengukur berkaitan dengan perubahan
daya beli akibat perubahan tingkat harga umum. Masalah pemertahanan capital
berkaitan dengan pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus
ditentukan jenisnya; financial atau fisis.
Akuntansi bagi
perubahan harga secara khusus berhubungan erat dengan manajer-manajer
perusahaan multinasional karena tingkat inflasi bervariasi secara substansial
antara suatu negara dengan negara lainnya, sehingga meningkatkan kemungkinan
dipengaruhinya pelaporan hasil-hasil operasi oleh efek-efek distorstif dari
inflasi. Pengaruh
inflasi terhadap posisi keuangan dan kinerja perusahaan dapat mengakibatkan tidak
efisiennya keputusan operasional yang dibuat oleh manajer yang tidak mengerti pengaruh
dari inflasi itu sendiri. Dalam kaitannya dengan posisi keuangan, aktiva
keuangan seperti nilai kas akan berkurang nilainya selama inflasi karena
menurunnya daya beli. Konsekuensi-konsekuensi
internasional dari inflasi global sangat mengganggu. Karena inflasi telah
mengikis standar kehidupan sekarang ini yang memiliki penghasilan dan
memperumit pengambilan keputusan bisnis
secar signifikan, terjadinya kegelisahan politik sosial yang luas, tekanan-tekanan
ekonomis tidak di ragukan lagi tidak menyebabkan pergolakan-pergolakan politik
yang telah memberi warna pada politik global dalam kemajuan saat ini.
B.
Tujuan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui bagaimana akuntansi bagi perubahan harga
2.
Untuk mengetahui bagaimana penyesuaian inflasi bagi
perubahan harga
3.
Untuk mengetahui penyebab dari inflasi
4.
Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari inflasi
5.
Untuk mengetahui cara mengatasi inflasi
6.
Untuk mengetahui bagaimana sudut pandang internasional terhadap
akuntansi inflasi
C.
Permasalahan
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Apa
yang dimaksud dengan akuntansi perubahan harga?
2.
Bagaimana cara penyesuaian inflasi bagi perubahan harga?
3. Apa
saja penyebab dari inflasi?
4. Apa
dampak yang
ditimbulkan dari inflasi?
5. Bagaimana
cara mengatasi
inflasi?
6. Bagaimana sudut pandang internasional
terhadap akuntansi inflasi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perubahan Harga
Akuntansi perubahan harga
(accounting for price changes) mengacu pada perlakuan akuntansi terhadap
perubahan atau selisih harga dan masalah akuntansi dalam kondisi yang
didalamnya harga-harga berubah. Dalam merancang akuntansi yang akan diterapkan
dalam suatu lingkungan ekonomik tertentu, perlu ditentukan struktur atau
rerangka akuntansi pokok yang menghasilkan statemen keuangan dasar.
Untuk
memahami makna istilah perubahan harga (changing prices), harus dibedakan
antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk
dalam istilah perubahan harga itu.
a.
Perubahan harga umum
Suatu
perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan
jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh
keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan
disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi
(deflation).
b.
Perubahan harga spesifik
Perubahan
harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang
disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.
B.
Penyesuaian
Inflasi
Serangkaian metode statistik yang mengukur
perubahan-perubahan harga, baik perubahan umum maupun perubahan spesifik,
umumnya tidak bergerak dalampola yang parallel. Selain itu, masing-masing jenis
perubahan harga efeknya berbeda-beda terhadap ukuran posisi keuangan dan
kinerja operasi perusahaan. sehingga konsekuensinya, jenis perubahan ini harus
di pertimbangkan sesuai dengan yang berbeda. Selanjutnya, akuntansi bagi efek perubahan
tingkat harga umum disebut sebagai model biaya historis-daya beli konstan.
akuntansi bagi perubahan harga spesifik disebut sebagai model nilai ( biaya )
berjalan.
a.
Penyesuaian tingkat harga
umum
Model biaya historis-dolar konstan mempertimbangkan perubahan
harga ini dengan mengukur laba sedemikian rupa sehingga pendapatan tersebut
mencerminkan jumlah maksimum sumber daya yang dapat didistribusikan ke berbagai
pihak yang berhak selama periode tertentu, dan pada saat yang sama
mempertahankan kemampuan perusahaan untuk memperoleh jumlah barang dan jasa
yang secara umum sama, pada akhir periode, dengan jumlah barang dan jasa yang
dapat diperolehnya pada awal periode.
b.
Penyesuaian biaya berjalan
Model biaya berjalan memandang laba sebagai jumlah sumber
daya yang dapat didistribusikan selama periode tertentu, dengan mengbaikan
pertimbangan pajak, dan pada saat yang sama mempertahankan kapasitas produkstif
atau modal fisik peusahaan .salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah
dengan menyesuaiakan posisi aktiva bersih awal perusahaan dengan menggunakan
indeks-indeks harga spesifik yang sesuai (direct pricing ) untuk mencerminkan
perubahan-perubahan biaya berjalan yang ekuivalen dari sebuah item selama
periode yang dimaksud. jadi, sementara tujuan dari penyesuaian tingkat harga
umum adalah untuk mempertahankan daya beli umum dari modal uang awal perusahaan,
serta berupaya untuk mempertahankan modal fisik atau kapasitas produktif
perusahaan.
Sehingga dengan adanya
perubahan harga dalam akuntansi maka akan terjadi inflasi yang merupakan kenaikan tingkat harga rata-rata
yang bersifat sementara atau berlangsung terus-menerus. Ketika kenaikan
tersebut berlangsung dalam waktu yang lama dan terjadi hampir pada seluruh
barang dan jasa maka gejala ini disebut inflasi.
C. Penyebab Inflasi
Penyebab
terjadinya inflasi secara umum bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.
Demand-pull inflation
Bertambahnya
permintaan terhadap barang dan jasa menyebabkan bertambahnya permintaan
faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap produksi menyebabkan
harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi terjadi karena kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment. Inflasi yang ditimbulkan oleh permintaan total yang berlebihan
sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga dikenal dengan istilah demand
pull inflation.
2.
Cost-push inflation
Inflasi ini terjadi
akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga
produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.
D. Dampak Inflasi
Inflasi
mempunyai dampak terhadap individu maupun bagi kegiatan perekonomian secara
luas. Dampak yang ditimbulkan dapat bersifat negatif atau pun positif,
tergantung pada tingkat keparahannya.
1.
Dampak positif
Pengaruh positif
inflasi terjadi apabila tingkat inflasi masih berada pada persentase tingkat
bunga kredit yang berlaku. Misalnya, pada saat itu tingkat bunga kredit adalah
15% per tahun dan tingkat inflasi 5%. Bagi negara maju, inflasi seperti ini
akan mendorong kegiatan ekonomi dan pembangunan. Mengapa demikian? Hal ini
terjadi, karena para pengusaha/ wirausahawan di negara maju dapat memanfaatkan
kenaikan harga untuk berinvestasi, memproduksi, serta menjual barang dan jasa.
2.
Dampak Negatif
Inflasi yang terlalu
tinggi membawa dampak yang tidak sedikit terhadap perekonomian, terutama
tingkat kemakmuran masyarakat. Dampak inflasi tersebut, antara lain:
· Dampak Inflasi terhadap Pemerataan
Pendapatan
· Dampak Inflasi terhadap Output (Hasil
Produksi)
· Mendorong Penanaman Modal Spekulatif
· Menyebabkan Tingkat Bunga Meningkat dan
Akan Mengurangi Investasi
· Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan
Ekonomi di Masa Depan
· Menimbulkan Masalah Neraca Pembayaran
E.
Cara Mengatasi Inflasi
1.
Kebijakan moneter
Menurut teori moneter
klasik, inflasi terjadi karena penambahan jumlah uang beredar. Dengan demikian,
secara teoretis relatif mudah untuk mengatasi inflasi, yaitu dengan
mengendalikan jumlah uang beredar itu sendiri. Kebijakan moneter adalah
tindakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengurangi atau menambah jumlah
uang beredar. Ketika jumlah uang beredar terlalu berlebihan sehingga inflasi
meningkat tajam, Bank Indonesia akan segera menerapkan berbagai kebijakan
moneter untuk mengurangi peredaran uang.
2.
Kebijakan fiskal
Bagaimana kebijakan
fiskal dapat mengendalikan inflasi? Seperti Anda ketahui, kebijakan fiskal
adalah kebijakan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Kebijakan fiskal dilakukan pemerintah untuk mengurangi inflasi adalah
mengurangi pengeluaran pemerintah, menaikkan tarif pajak dan mengadakan
pinjaman pemerintah.
3.
Kebijakan Non-Moneter dan Non-Fiskal
Selain kebijakan
moneter dan kebijakan fiskal, pemerintah melakukan kebijakan nonmoneter/
nonfiskal dengan tiga cara, yaitu menaikkan hasil produksi, menstabilkan upah
(gaji), dan pengamanan harga, serta distribusi barang.
F.
Sudut Pandang Internasional Terhadap
Akuntansi Inflasi
Ø
AMERIKA SERIKAT
Pada tahun 1979, FSAB mengeluarkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (statement of financial accounting standards-SFAS) No. 33.
Berjudul “pelaporan keuangan dan perubahan harga”, pernyataan ini mengharuskan
perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang
telah sesuai dengan SFAS No.33 mengemukakan bahwa :
·
Pengungkapan ganda yang
diwajibkan oleh FASB membingungkan.
·
Biaya
untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
·
Pengungkapan daya beli
konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini.
Oleh karena itu, FASB memutuskan untuk menyarankan, dan tidak
mewajibkan, perusahaan pelaporan di AS untuk mengungkapkan baik informasi daya
beli tetap biaya historis maupun daya beli tetap biaya kini. Pedoman yang
diterbitkan oleh FASB (SFAS 89) bertujuan untuk membantu perusahaan yang melaporkan
pengaruh perubahan harga terhadap laporan keuangan, disamping sebagai cikal
bakal standar akuntansi inflasi dimasa mendatang.
Ø
INGGRIS
Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard
Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement
Of Standard Accounting Practice-SSAP 16).
Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu :
·
Apabila standar AS
mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya
metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
·
Apabila penyesuaian inflasi
AS berpusat pad laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan
baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta pencatatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan
:
·
Menyajikan akun-akun biaya
kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
·
Menyajikan akun-akun biaya
historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
·
Menyediakan akun-akun biaya
kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis
yang memadai.
Ø BRASIL
Inflasi sering dianggap
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dunia bisnis di Amerika Latin, Eropa
Timur dan Asia Tenggara. Mengingat pengalamannya dengan inflasi dimasa lalu,
pendekatan yang dilakukan oleh brasil terhadap akuntansi inflasi sangat
informatif.
Akuntansi inflasi yang
direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan,
Undang-Undang perusahaan Brasil dan Komisi Sekuritas dan Bursa Brasil.
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan undang-undang perusahaan menyajikan
ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan
indeks harga yang diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur devaluasi mata
uang lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban
tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi (
termasuk setiap provisi kerugiaan yang terkait ). Akun-akun ekuitas pemegang
saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan revaluasi, laba
ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian
tingkat harga terhadap modal. Akun yang disebut terakhir berasal dari revaluasi
aset tetap kedalam biaya pengganti kininya, setelah dikurangi provisi
penyusutan teknis dan fisik.
Penyesuaian inflasi
terhadap aset permanen dan ekuitas pemegang saham diterima bersih, dan
kelebihannya diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai laba atau rugi
koreksi moneter. Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham
(BRL275) merupakan jumlah yang mesti ditumbuhkan lewat investasi pemegang saham
diawal tahun, guna mengatasi inflasi. Penyesuaian aset permanen yang lebih
sedikit dari penyesuaian ekuitas menimbulkan rugi daya beli, yang tercermin
dalam aset moneter bersih yang diungkapkan oleh perusahaan yaitu modal kerja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inflasi merupakan fenomena dunia yang banyak terjadi di negara berkembang, namun kecenderungan
yang ada di negara maju mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk memperbaiki penyimpangan
dari convensional historical cost accounting yang memasukkan unsur perubahan harga dan inflasi pada pendapatan dan asset. Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal
penilaian, unit pengukur, dan pemertahanan kapital. Konsekuensi-konsekuensi
internasional dari inflasi global sangat mengganggu. Karena inflasi telah
mengikis standar kehidupan sekarang ini yang memiliki penghasilan dan
memperumit pengambilan keputusan bisnis
secar signifikan, terjadinya kegelisahan politik sosial yang luas, tekanan-tekanan
ekonomis tidak di ragukan lagi tidak menyebabkan pergolakan-pergolakan politik
yang telah memberi warna pada politik global dalam kemajuan saat ini.
Pemerintah-pemerintah di seluruh dunia telah mencoba berbagai cara yang
potensial untuk menanggulangi inflasi. Diantaranya adalah kebijakan moneter dan
fiskal yang restriktif, peraturan-peraturan yang ditujukan untuk mengendalikan
upah dan harga-harga, dan aktivitas-aktivitas pengaturan lainnya.
B.
Saran
Baru-baru ini perhatian dalam nilai akuntansi yang
langsung atau jujur sangat diharapkan akan memajukan penelitian dengan tipe
yang bervariasi dari system akuntansi perubahan harga. Hal ini mungkin juga
akan menjadi penumbuh apresiasi dari keadaan yang terpuruk dengan cara memilih
pendekatan alternative yang mungkin dapat dikerjakan dan berguna dalam
pengukuran laba dan asset. Kegunaan dari harga jual dan keluar dalam konteks
perubahan harga, terutama memperhatikan nilai atau milik dan investasi, selain
itu mungkin juga menjadi apresiasi yang lebih baik. Hal ini kiranya juga
menjadi kesempatan untuk menggunakan sumber-sumber relevan lainnya dari
informasi yang ada, seperti informasi mengenai aliran kas.
DAFTAR PUSTAKA
FREDERICK D.S, C. G. (1997). AKUNTANSI
INTERNASIONAL. JAKARTA: SALEMBA EMPAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar